HADIS-HADIS TENTANG KEWAJIBAN SUAMI ISTRI
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam atas anugrahNya yang tidak terhingga. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah bagi Rasulullah Muhammad saw.
Kumpulan hadis tentang kewajiban suami istri yang penulis susun ini, padamulanya merupakan tugas belajar dari dosen penulis DR.H. Muhammad Luthfi, dosen mata kuliah Takhrij Hadis di Pasca Sarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Dalam kumpulan hadis ini, penulis mencoba menghimpun berbagai hadis dari al-kutub al-tis’ah. Cara yang penulis lakukan adalah mengidentifikasi hadis-hadis terkait,kemudian hadis-hadis itu dicarikan sumbernya melalui kitab al-mu’jam al-mufahros dan mawsu’atu athraf al-hadis, baru kemudian penulis mencari hukum hadisnya melalui kitab al-jami’ al-shagir dan faidh al-qadir.
Karena itu,akan terdapat banyak kekurangan atau bahkan kesalahan dalam penyusunan kumpulan hadis ini. Dan untuk itu penulis berharap siapa saja yang membaca kumpulan hadis ini dapat memberikan masukan baik kritik maupun saran guna perbaikan kumpulan hadis ini dimasa mendatang.
Terimakasih penulis haturkan kepada Dr.H. Muhammad Luthfi atas pencerahannya pada penulis, juga terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu penyusunan kumpulan hadis ini.
Wa Allah al-musta’an.
Bogor,15 Juli 2007
A.Za’imuddin
Pendahuluan
Diantara tujuan utama dari suatu pernikahan adalah masing-masing suami istri mendapatkan kebahagiaan berupa ketentraman, rasa nyaman dan saling mendapatkan kasih sayang. Hal ini sangat jelas diungkapkan Allah dalam al-Qur’an :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Al-Rum (30) : 21)
Namun seringkali tujuan itu tidak tercapai sehingga akhirnya keharmonisan rumahtangganya terganggu, bahkan tidak sedikit yang bercerai. Diantara faktor dominan yang menyebabkan hal itu adalah masing-masing suami seringkali suami istri tidak memahami hak kewajiban. Padahal ini adalah pengetahuan mutlak yang harus ketahui setiap orang yang hendak memasuki gerbang kehidupan rumah tangga.
Terlebih tuntunan ajaran Islam mengenai hal ini lebih dari cukup. Berikut ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan kewajiban suami istri :
- Kewajiban istri
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(Q.S.al-Nisa (4) : 34)
Dalam ayat diatas Allah menjelaskan bahwa istri yang salehah harus taat kepada Allah, memelihara diri (fisik maupun Kehrmatan) terutama ketika suami sedang tidak ada disisinya,serta menjaga harta suami. Pemeiharaan ini tentu dalam konteks bukan hanya tidak menghabiskannya secara semberono,melainkan juga mampu memanfaatkanya sebaik mungkin dan bahkan mengembangkannya sehingga lebih banyak dan lebih berkah.
- Kewajiabn suami
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S.al-Nisa (4) : 19)
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
(Q.S. al-Thalaq (65): 6)
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (Q.S. al-Thalaq (65) : 7)
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Baqoroh (2) : 233)
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. al-Nisa (4) : 129)
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri[137] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci[138]. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Q.S. al-Baqoroh (2) : 222}
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (Q.S.al-Baqoroh (2) :223)
- Kewajiban Bersama
“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (Q.S. al-A’raf (7) : 199)
Serta masih banyak ayat-ayat yang lain yang menjelaskan hal serupa.
KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTRI
Memberi Mahar
عن عامر بن عبد الله عن ابيه ان امرأة من بني فزارة تزوجت علي نعلين فقال رسول الله صلي االه عليه و سلم : ارضيت عن نفسك ومالك بنعلين ؟ فقالت نعم قال فاجازه (1
رواه الترمذي : النكاح 1031
Dari ‘Amir bin Rabi’ah, dari ayahnya, ia berkata : ada seorang perempuan dari Bani Fazarah menikah dengan mahar sepasang sandal. Mengetahui hal itu,Rasulullah bertanya kepada perempuan tersebut, apakah anda rela menyerahkan diri anda dan harta anda dengan mahar (hanya) sepasang sandal.Perempuan itu lalu mengatakan rela. Ayah ‘Amir berkata : Maka Rasulullah memperbolehkan perempuan itu menerima mahar sepasang sandal. (*)
(HR Tirmidzi, Kitab Nikah, No Hadis 1031) (1)
Tampak dari hadis ini betapa suami harus memberi mahar kepada istrinya,walaupun dengan sesuatu yang tidak bernilai tinggi. Namun demikian ini bukan berarti suami boleh memberi mahar semaunya. Sedapat mungkin suami memberi istrinya mahar yang pantas.
(*) Hadis in dihukumi shahih oleh Tirmidzi. Sementara Ibnu Hajar al-‘Asqolani mengemukakan bahwa kesahihan hadis ini diperdebatkan. Al-Syaukaani, Nail al-Authar, Vol. 6 hlm 309.
(1) : Hadis ini diriwayatkan juga oleh Ibn Majah ; 1878 Ahmad bin Hanbal ; 15122 dan 15125.
Mahar Dapat Berupa Bimbingan membaca Al-Qur’an
عليه و سلم فقالت اني وهبت من نفسي فقامت طويلا فقال رجل زوجنيها ان لم يكن لك حاجة فقال هل عندك من شيء تصدقها قال ما عندي الا ازاري عن سهل ابن سعد قال جاءت امرأة الي رسول الله صلي الله فقال ان اعطيتها اياه جلست لا ازار لك فالتمس شيا فقال ما أجد شيأ فقال التمس ولو خاتما من حديد فلم يجد فقال أمعك من القران شيء ؟ قال نعم سورة كذا و كذا لسور سماها فقال زوجناكها بما معك من القران
رواه البخاري و مسلم
Dari Sahl bin S’ad, ia menceritakan ; suatu ketika seorang perempuan mendatagi Rasulullah saw. Sesampai dihadapan Rasul perempuan itu berkata ; sungguh aku memasrahkan diriku (meminta Rasulullah menikahinya). Perempuan itu lalu berdiri lama sekali. Lalu berkatalah seorang laki-laki kepada Rasulullah saw ; nikahkanlah aku dengannya jika engkau tidak berminat kepadanya ! Rasul saw menjawab, apa yang anda miliki untuk mas kawinny ? Laki-laki itu menjawab, aku tidak memiliki apa-apa kecuali sarung (yang dipakainya) ! Rasul saw menjawab, jika anda memberikannya, ana tidak memakai sarung lagi. Carilah sesuatu walau berupa cincin besi. Tetapi laki-laki itu tetap tidk memiliki sesuatu. Akhrnya Rasulullah saw bertanya ; apakah ada pada anda Sesutu dari Al-Qur’an ? Ia menjawab; ada, aku (hafal) surat ini dan surat ini,ia menyebutkan beberapa nama surat itu. Rasul saw beraba ; Aku nikahkan anda dengan perempuan itu dengan mas kawin sesuatu dari al-Qur’an uang ada pada anda.
(HR. Bukhori dan Muslim) (2)
——————————————————————-
(2) Al-Bukhori, kitab nikah No. 4740,4727,4737, Muslim, kiatb nikah no. 2554. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi no. 1032, al-Nasa’I no. 3228, Abu Daud no. 1806, Ibn Majah no. 1879, Ahmad no. 21733, Malik no. 967 dan al-Darimi no. 2104.
Anjuran Untuk Tidak Memahalkan Mahar
عن عا ئشة عن النبي صلي الله عليه و سلم قال : اعظم النساء بركة ايسرهن مئونة
{ رواه احمد}
Dari A’isyah, dari Nabi saw. Beliau bersabda ; perempuan yang paling besar keberkahannya adalah perempuan yang paling ringan pembiayaannya ( mahar dan ongkos pernikahannya ) (3)
(3) Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya, kitab musnad al-anshar no. 23966
mempersiapkan Pernikahan adalah Kewajiban Bersama
عن علي رضي الله عنه قال : جهز رسول الله صلي الله عليه وسلم فاطمة في خميل وقربة ووسادة ادم حشوها ليف الاذخر
{رواه احمد}
Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata ;
(4) Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad pada kitab musnad al-‘asyroh al-mubasysyirin bi al-jannah, no. 608, 677, 811. Juga diriwayatkan oleh Ibn Majah no. 4142 dn Al-Nasa’i no. 3331
Suami Harus Memenuhi Kebutuhan Hidup Istri
عن حكيم بن عاوية عن ابيه عن النبي صلي الله عليه وسلم قال سأله رجل ما حق المرأة علي الزوج ؟ قال : تطعمها اذا طعمت وتسوها اذا اكتسيت و تضرب الوجه ولا تهجر الا في البيت
{ رواح احمد وابو داود وابن ماجه }
Dari Hakim bin Mu’awiyah, dari ayahnya, dari Nabi saw. Berkata mu’awiyah ; seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw tentang hak seorang istri dari suaminya. Nabi saw menjawab ; engkau harus memberinya makan jika engkau mendapat makan, memberinya pakaian jika engkau mendapat pakaian,jangan memukul wajahnya dan jangan meninggalkan mereka kecuali ia berada di rumah.
(HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah) (5)
(5) Ahmad dalam kitab musnad al-bashriyyin, no. 19160, 19162, Abu Dau dalam kitab nikah no. 1830, 1831 dan Ibn Majah dalam kitab nikah no. 1840.
Suami Harus Memperlakukan Istri Dengan Baik
عن ابي هريرة قال قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا وخياركم خياركم لنسائهم
{ رواه الترمذي واحمد وابن ماجه }
Dari Abu Hurairoh, ia berkata, Rasulullah saw bersabda ; iman orang-orang mukmin yang paling sempurna adalah yang terbaik akhlaknya dan yang terbaik diantara kamu sekalian adalah yang terbaik memperlakukan istri.
(HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibn Majah ) (7)
(7) Al-Tirmidzi, kitab al-rodho’ no. 1082, Ahmad, kitab baqi musnad al-muktsirin no. 7095, Ibn Majah, kitab al-nikah no.1968.
Suami Harus Memaklumi Kondisi Istri
عن ابي هريرة قال قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : لا يفرك مؤمن مؤمنة ان كره منها خلقا رضي منها اخر او قال غيره
{رواه مسلم واحمد }
Dari Abi Hurairoh, ia berkata , Rasulullah saw bersabda ; Seorang mukmin tidak boleh membenci seorang mukminah. Jika ada satu perangai yang tidak disukainya, maka ada perangai lain yang di ssukainya, atau ia akan berkata lain.
(HR. Muslim dan Ahmad) (8)
(8) Muslim, kitab al-rodho no. 2672 dan Ahmad, musnad al-muktsirin no. 8013
Istri Boleh Mengambil Harta Suami tanpa Sepengetahuannya
عن عائشة رضي الله عنها قالت هند : يا رسول الله ان ابا سفيان رجل شحيح فهل علي جناح ان أخذ من ماله ما يكفيني وبني ؟ قال : خذي بالمعروف
{ رواه البخاري ومسلم }
Dari ‘Aiyah ra : Hindun bercerita kepada Rasulullah saw bawha (suaminya) Abu Sufyan adalah seorang suami yang kikir dn Hindun bertanya pada Rasulullah saw berdosakah jika ia mengambil harta suaminya untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan anak-anaknya ? Rasulullah sa menjawab, : ambilah dengan baik (secukupnya).
( HR Bukhori dan Muslim ) (6)
(6) Al-Bukhori meriwayatkannya dalam kitab al-nafaqot no. 4945, 4951 dan kitab al-ahkam no. 6644. Al-Muslim dalam kitab al-aqdhiyyah no. 3233, 3234, 3235. Selain itu hadis ini juga diriwayatkan ole Al-Nasa’i no. 5325, Abu Daud no. 5065, Ibnu Majah no. 2248, Ahamd no. 22988 dan Al- Darimi no. 2159.
Suami Harus hati-Hati Memperlakukan Istri
عن جابر ابن عبد الله قال قال رسول الله صلي الله عليه وسلم :…………..اتقوا الله في النساء فانكم اخذتموهن بامان الله واستحللتم فروجهن بكلمة الله ولكم عليهن ان لا يوطئن فرشكم احدا تكرهونه فان فعلن ذلك فاضربوهن غير مبرج ولهن عليكم رزقهن وكسوتهن بالمعروف – الحديث –
رواه البخاري ومسلم واللفظ لمسلم
Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, berabda Rasulullah saw : ……..Takut lah kamu sekalian kepada Allah sw dalam hal kaum perempuan, karena mereka adalah amanat Allah sw yang kamu sekalian ambil, kamu sekalian mendapatkan kehalalan farji mereka dengan kalimat Allah. Kamu sekalian harus menjaga mereka untuk kehormatan kamu sekalian dari seseorang yang kamu sekalian tidak sukai. Jika mereka melakukan hal itu, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Disamping itu kamu sekalian harus memberi mereka nafkah dan pakaian yang baik. (al-hadis)
(HR Bukhori dan Muslim, lafazh hadis bagi Muslim) (9)
(9) Al-Bukhori, kitab haji no. 1493, 1568, Al-Muslim, no. 2137. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi no. 756 dan 784.
Suami Harus Memiliki Rasa Cemburu terhadap Istri
عن المغيرة قال قال سعدبن عبادة : لو رأيت رجلا مع امرأتي ضربته باالسيف غير مصفح فبلغ ذلك النبي صلي الله عليه وسلم فقال أتعجبون من غيرة سعد ؟ لأنا أغير منه والله أغير مني رواه البخاري ومسلم
Dari Al-Mughirah, ia berkata, berkata Sa’ad bin Ubadah ; kalau aku melihat istriku bersama laki-laki lain, niscaya laki-laki itu aku pukul dengan pedang tanpa ampun ! Perkataan Sa’ad itu sampai kepada Rasulullah saw. Beliau kemudian bersabda ; apakah kamu seklian kagum terhadap rasa cemburu Sa’ad ? Sungguh, aku lebih pencemburu disbanding Sa’ad dan Allah swt lebih pencemburu disbanding aku. (HR Bukhori dan Muslim) (10)
(10) Al-Bukhori dalam kitab al-hudud no. 6340, dalam
Kitab al-hudud no. 6866. Muslim dalam kitab al-li’an no. 2755. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad no. 17464 dan Al-Darimi no. 2130.
Suami yang Tidak Peduli pada Istri dan Keluarga Tidak akan Dipedulikan Allah swt Pada Hari Kiamat
عن عبد الله بن يسار مولي ابن عمر قال اشهد سالما يقول قال عبد الله رضي الله عنه قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : ثلاث لا يدخلون الجنة ولا ينظر الله اليهم يوم القيامة العاق لوالديه والمرأة المترجلة المتشبهة باالرجال والديوث وثلاثة لا يدخلون الجنة ولا ينظر الله اليهم يوم القيامة العاق لوالديه والمدمن الخمر والمنان بما أعطي
{ رواه النسائي واحمد }
Dari Abdillah bin Yassar, pembantu Ibnu Umar, ia berkata, sungguh aku menyaksikan salim berkata, berkata Abdullah ra, Rasulullah saw bersabda ; ada tiga manusia yang tidak akan masuk surga dan tidak dipedulikan Allah swt kelak pada hari kiamat ; orang yang menyakiti kedua rang tuanya, perempuan ersipat kelelaki-lakian sehingga menyerupai laki-laki, seorang dayyus (yang tidak punya rasa cemburu terhadap istri dan keluarga). Dan ada tiga manusia yang tidak akan dipedulikan Allah Swt pada hari kiamat ; orang yang menyakiti kedua orang tuanya, pemabuk, dan orang yang suka menceritakan pemberiannya.
(HR Nasa’I dan Ahmad) (11)
(11). Al-Nasa’I dalam kitab zakat no 2515. Ahmad dalam musnad al-muktsirin min al-shahabah no. 5904, 5117 dan 5839.
Menggauli Istri adalah Shadakah
عن ابي ذر ان ناسا من اصحاب النبي صلي الله عليه وسلم قالوا للنبي صلي الله عليه وسلم يارسول الله ذهب اهل الدثور بالاجور يصلون كما نصلي ويصومون كما نصوم ويتصدقون بفضول اعمالهم قال :أوليس قد جعل الله لكم تصدقون ؟ ان بكل تسبيحة صدقة وكل تكبيرة صدقة وكل تحميدة صدقة وكل تهليلة صدقة وامر بالمعروف صدقة ونهي عن المنكر صدقة وفي بضع احدكم صدقة قالوا يا رسول الله أيأتي احدنا شهوته ويكون له فيها اجر ؟ قال اأيتم لو وضعها في حرام اكان عليه وزر ؟ فكذالك اذا وضعها في الحلال كان له اجر
{ رواه مسلم }
Dari Abi Dzar, ia berkata, sekelompok orang dari sahabat Nabi saw bertanya kepada Nabi saw. Wahai Rasulullah, orang-orang kaya berangkat dengan membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka perpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bershdakah dengan kelebihan hara mereka ? Rasulullah saw menjawab ; bukankah Allah telah memberi kamu sekalian kesempatan shadakah ? Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap ungkapan tasbih adalah shadakah, pada setiap takbir adalah shadakah, pada setiap tahmid adalah shadakah, pada setiap tahlil adalah shadakah, amar makruf adalah shadakah, nahi munkar adalah shadakah dan menggauli istri kamu sekalianpun shadakah. Sekelompok sahabat itu lalu bertanya, wahai Rasulullah, apakah ketika salah seorang dari kami menggauli istrinya juga berpahala? Rasulullah saw menjawab, apa pendapat kamu sekalian jika ia menunaikan syahwatnya pada yang diharamkan apakah ia mendapat dosa ? Begitupun jika ia menunaikan syahatnya pada yang halal, tentu ia mendapat pahala.
(HR. Muslim) (12)
(12) Muslim dalam kitabzakat no. 1674. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Daud no.1286, Ibn Majah no. 918, Ahmad no. 20457 dan Al-Darimi no. 1319
Larangan Menceritakan Hubungan Suami Istri Kepada Orang Lain
عن عبد الرحمن بن سعد قال سمعت ابا سعيد الخدري يقول قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : ان من اشر الناس عند الله منزلة يوم القيامة الرجل يفضي الي امرأته وتفضي اليه ثم ينشر سرها
{ رواه مسلم }
Dari Abdurrahman bin Sa’id, ia berkata ; aku mendengar abu Sa’id al-Khudri berkata, Rasulullah saw bersabda : sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya disisi Allah Swt pada hari kiamat adalah suami yang menunaikan hajatnya kepada istrinya dan istri yang menunaikan hajat kepada suaminya, kemudian suami tesebut menceritakan rahasia isrinya
(HR. Muslim) (13)
(13). Muslim dalam kitab nikah no. 2597. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Daud no. 3227 dan Ahmad no. 11228
Larangan Telanjang Bulat Ketika Berhubungan suami Istri
عن عتبة بن عبد السلمي قال قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : اذا اتي احدكم اهله فليستتر ولا يتجرد تجرد العيرين
{ رواه ابن ماجه }
Dari ‘Utbah bin abd Al-Sulami, ia berkata, Telah bersabda Rasulullah saw ; jika salah seorang dantara kalian menggauli istrinya, hendaknya ia jangan telanjang seperti telanjangnya sepasang keledai.
(HR. Ibn Majah) (13)
Hadis ini memuat perintah untukmenutupi aurat dalam keadaan apapun. Terrmasuk ketika sedang bersetubuh. Memang diperbolehkan melihat aurat pasangannya masing-masing baik suami maupun istri, tetapi akan lebih baik membatasi diri untuk melihat bagian tubuh yang diperlukan saja ketika bersetubuh. (Al-Syawkani, 6 : 345).
——————————————————————-
(13) Ibn Majah dalam kitab nikah no. 1911
Membaca Do’a Ketika Akan Berhubungan Badan
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال النبي صلي الله عليه وسلم : لو أن احدكم اذا اراد ان يأتي اهله قال : باسم الله جنبنا الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتنا فانه ان يقدر بنهما ولد لم يضره الشيطان ابدا
{ رواه البخاري ومسلم }
Dari Ibn ‘Abbas ra, ia berkata, Rasulullah sw bersabda : Sesungghunya jika ada diantara kamu sekalian yang bermaksud mendatangi istrinya, hendaklah ia membaca do’a ; dengan nama Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rizkikan kepada kami. Maka sesungguhnya jika ditakdirkan diantara keduanya mendapatkan anak, maka setan tidak akan dapat membahayakan anak itu selamanya.
(HR. Bukhri dan Muslim) (14)
(14) Al-Bukhori dalam kitab da’awat no. 5909, Muslim dalam kita nikah no. 2591. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Al-Tirmidzi no. 1012 dan Abu Daud no. 1846
Suami Harus Berlaku adil Terhadap Istri-Istrinya
عن عروة رضي الله عنه قال قلت عائشة رضي الله عنها : يابن أختي كان رسول الله صلي الله عليه وسلم لا يفضل بعضا علي بعض في القسم من مكثه عندنا وكان قل يوم الا وهو يطوف علينا جميعا فيدنو من كل امرأة من غير مسيس حتي يبلغ التي هو يومها فيبيت عندها
{ رواه ابو داود واحمد }
Dari ‘Urwah ra, ia berkata, telah berkata ‘Aisyah ra ; wahai anak laki-laki saudaraku, semasa beliau ada, Rasulullah saw tidak pernah meebihkan pembagian tinggal pada kami satu sama lain. Hampir setiap hari beliau mengelilingi kami. Beliau mendekati seluruh istri tanpa menyentuhnya, sehingga beliau sampai pada istri yang mendapat giliran disinggahi dan menginap di temaptnya.
(HR. Abu Daud dan Ahmad) (15)
——————————————————————-
(15) Abu Daud dalam kitab nikah no. 1823 sementara Ahmad dalam musnad al-anshar no. 23621
Jika Akan Bepergian Suami Harus Mengundi Dengan Istri Yang Mana Ia Berangkat
عن عائشة رضي الله عنها ان عائشة زوج النبي صلي الله عليه وسلم قالت كان رسول الله صلي الله عليه وسلم اذا اراد ان يخرج اقرع بين ازواجه فايتهن خرج سهمها خرج بها رسول الله عليه وسلم
رواه البخاري ومسلم
Dari ‘aisyah ra, istri Nabi saw, ia berkata ; Raulullah saw setiap akan bepergian, beliau mengundi istri-istrinya. Siapa saja diantara mereka yang keuar bagiannya, maka Rasulullah saw berangkat bersamanya.
(HR Bukhori dan Muslim) (16)
——————————————————————-
(16) Al-Bukhori no. 4381, Muslim no.4477. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Daud no. 1826, Ibn Majah no. 1960, Ahmad no. 25110 dan Al-Darimi no. 2111
Suami Yang Tidak Berlaku Adil akan Dengdek Tubuhnya pada Hari Kiamat
عن ابي هريرة عن النبي صلي الله عليه وسلم قال : اذا كان عند الرجل امرأتان فلم يعدل بينهما جاء يوم القيامة وشقه ساقط رواه ابو داود
Dari Abu Hurairoh, Rasulullah saw bersabda ; Bila seorang suami memiliki dua istri, lalu ia tidak dapat berlaku adil terhadap keduanya, maka ia akan dating pada hari kiamat dalam keadaan (sebelah tubuhnya ) dengdek
(HR. Abu Daud) (17)
Hadis ini memuat larangan bagi suami yang memiliki istri lebih dari satu untuk lebih cenderung kepada salah satu istri saja dibanding istri yang lain. Sekaligus, perintah tersirat agar suami senantiasa berusaha berlaku adil terhadap istri-istrinya. Hal ini sejalan dengan perintah Allah Swt.
فلا تمليلوا كل المي فتذروها كا المعلقة النساء : 128
“Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung kepada yang kamu cintai sehinggan biarkan yang lain terkatung-katung”.
(17) Abu Daud no. 1821, Al-Tirmidzi no. 1060. Hadis ini jug diriwayatkan oleh Al-Nasa’I no. 2881, , Ibn Majah no. 1959 dan ahamad no. 8212 serta Al-Darimi no. 2109
(*) Al-Shan’ani berkomentar bahwa sanad hadis ini shahih (Subul al–Salam, Vol. 3 hlm. 162).
Kewajiban Istri Terhadap Suami
Istri Harus Berbakti Kepada Suami
عن عائشة ان رسل الله صلي الله عليه وسلم قال : لو امرت احدا ان يسجد لاحد لامرت المرأة ان تسجد لزوجها ولو ان رجلا امر امرأته ان تنقل الي جبل احمر الي جبل اسود ومن جبل اسود الي جبل احمر لكان نولها ان تفعل
{ رواه ابن ماجه واحمد }
Dari ‘aisyah ra, sesunguhnya telah bersabda Rasulullah saw : Jika saja au (boleh) memerintah seseorang untuk sujud kepada seseorang, niscaya aku memerintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Jika seorang suami memerintahkan sitrinya untuk pindah dari gunung merah ke gunung hitam dan dari gunung hitam ke gunung merah niscaya bagaimana caranya pun istri harus melakukannya
(HR Ahmad dan Ibn Majah) (18)
(18) Ibn Majah dalam kitab Nikah no. 1842 dan Ahmad no. 23231
Istri Salehah adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia
عن عبد الله بن عمرو ان رسول الله صلي الله عيه وسلم قال : الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة
{ رواه مسلم والنسائي واحمد }
Dari Abdillah bin ‘Amr, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda ; dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang salehah.
(HR. Muslim, Nasa’I dan Ahmad) (19)
(19) Muslim dalam kitab Radha’ no. 2668, Al-Nasa’i , nikah no. 3180, Ahmad no. 6279. Selain itu diriwayatkan juga oleh Ibn Majah dalam nikah no. 1845
Ciri-Ciri Istri Salehah
عن أبي أمامة عن النبي صلي الله عليه وسلم يقول : مااستفاد المؤمن بعد تقوي الله خيرا له من زوجة صالحة ان امرها اطاعتها وان نظر اليها سرتها وان اقسم اليها ابرته وان غاب عنها نصحته في نفسها وماله
{ رواه ابن ماجه }
Dari Abi Umamah, dari Nabi saw , sesungguhnya Nabi saw pernah bersabda ; Tidak ada lagi yang lebih berguna bagi seorang mukmin setelah bertaqwa kecuali istri yang salehah. Jika ia menyuruh, istrinya taat, jika ia memandang, sang isri membuatnya bahagia, jika suaminya menggilir, ia berbuat baik dan jika suaminya tidak ada ia menjaga diri dan harta suaminya.
(HR. Ibn Majah) (20)
(20) Ibn Majah, nikah no. 1847
Balasan terhadap Istri Salehah
عن عبد الرحمن ابن عوف قال قال رسول الله لي الله عليه وسلم : اذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها واطاعت زوجها قيل لها ادخلي الجنة من اي ابواب الجنة
{ رواه احمد }
Dari Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw ; bila seorang wanita enjalankan shalat yang lima waktu, menjalankan puasa ramadhan, menjaga kehormatannya, serta berbakti pada suaminya, maka dikatakan kepadanya, silahkan masuk kedalam surga dari pintu surga yang mana saja.
(R.Ahmad) (21)
(21) Ahmad, musnad al-asyroh al-mubsysyirin bi al-jannah no. 1573
Istri Masuk surga jika meninggal dalam kedaan ridho Suami
عن ام سلمة تقول : سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول : أيما امرأة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة
{ رواه الترمذي وابن ماجه }
Dari Ummu Salamah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda ; Jika ada seorang istri meninggal dunia dalam keadaan ridho suami, niscaya ia masuk surga
(HR. Tirmidzi dan Ibn Majah) (22)
(22) Al-Tirmidzi, rodho, no. 1081 dan Ibn Majah, nikah no. 1844
Larangan bagi Istri Menolak ‘ajakan’ Suami
عن ابي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلي الله عليه وسلم قال : اذا دعا الرجل امرأته الي قراشه فابت ان تجيئ لعنتها الملا ئكة حتي تصبح
{ رواه البخاري ومسلم }
Dari abi Hurairoh ra, dari Nabi saw, Beliau bersabda ; apa bila seorang suami mengajak istrinya menuju “tempat tidur”,
Kemudian istrinya menolak, maka malaikat melaknat istri tersebut samapi subuh.
(HR. Bukhori dan Muslim) (23)
(23) Al-Bukhori dalam kitab nikah no.4794, Muslim no. 2594. Hadis ini juga
diriwyatkan oleh Abu Daud no. 1829, Ahmad no 7159 dan Al-Darimi no. 2131
Masih Tentang Larangan Menolak Ajakan Suami
عن عبد الله بن ابي اوفي قال لما دم معاذ من الشام سجد للنبي صلي الله عليه وسلم قال ما هذا يا معاذ ؟ قال اتيت الشام فوافقنهم يسجدون لاساقفتهم وبطارقتهم فوددت في نفسي ان نفعل ذلك بك فقال رسول الله صلي الله عليه وسلم : فلا تفعلوا فاني لو كنت امرا احدا ان يسجد لاحد لغير الله لامرت المرأة ان تسجد لزوجها والذي نفس محمد بيده لا تؤدي المرأة حق ربها حتي تؤدي حق زوجها ولو سألها نفسها وهي علي قتب لم تمنعه رواه هحمد وابن ماجه
Dari Abdillah bin Abi Aufa, ia berkata, Ketika Mu’az datang dari Syam ia bersujud kepada Nabi saw. Nabi saw lalu bertanya pada Mu’adz, apa yang kamu lakukan ini ? Mu’adz menjawab ; ketika aku sampai Syam, aku menyaksikan penduduk Syam sujud kepada para pimpinan dan pendeta mereka, aku menyukai hal itu dan kami akan laksanakan terhadap engkau. Rasulullah kemudia bersabda ; Jangan kamu lakukan hal itu, sesungguhnya jika aku (boleh) memerintahkan seseorang bersujud kepada selain Allah Swt, pasti aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggamannya,seorang istri dianggap belum memenuhi kewajiban terhadap Allah sebelum ia menunaikan kewajiban terhadap suaminya, sehingga jika saja seorang suami meminta istrinya ketika isrinya itu berada diaas punggung unta, istrinya tidak boleh menolak.
(HR. Ibn Majah dan Ahmad) (24)
(24) Ibn Majah dalam kitab nikah no. 1843 dan Ahmad no. 18591.
Hukum Bersolek
عن كريمة ابنة همام قالت دخلت المسجد الحرام فاخلوه لعائشة فسألتها امرأة ما تقول يا ام المؤمنين في الحناء فقالت كان حبيبي صلي الله عليه وسلم يعجبه لونه ويكره ريحه وليس بمحرم عليكن ين كل حيضتين او عند كل حيضة
{ رواه النسائي وابو داود }
Dari Karimah, putri Hammam, ia berkata, aku memasuki masjidil haram kemudian memisahkan diri bersama ‘Aisyah, lalu bertanyalah seorang perempuan kepada ‘Aisyah, ; apa pendapatmu wahai um al-mu’minin tentang celak ? ‘Aisyah menjawab ; kekasihku saw kagum terhadap warnanya tetapi tidak menyukai baunya. Celak tidak diharamkan. Celak boleh dipakai diantara dua haidh atau ketika setiap kali haidh.
(HR Nasa’i dan Abu Daud) (25)
(25) Al-Nasa’i no. 5003 dan Abu Daud no. 2633
TUNTUNAN RASULULLAH SAW TENTANG
KEWAJIBAN SUAMI ISTRI
MAKALAH
DIPRESENTRASIKAN DALAM MATA KULIAH
TAKHRIJ HADIS
OLEH :
AIM ZA’IMUDDIN
DOSEN PEMBIMBING
DR. H. AHMAD LUTFI FATHULLAH, MA
Program Pasca Sarjana
Konsentrasi Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadis
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
Jakarta